Minggu, Juni 08, 2008

Saleum, Jihad dan jin si Aladin


oleh H. Zikrillah Rida, SE

Allah akan menyempurnakan diri Nya dan Cahaya Nya dengan orang-orang yang bertakwa dan berjuang. Itulah makna saling sifat mensifati orang-orang beriman dengan Allah. Seperti dalam surat At Taubah 32. Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut mereka, tetapi Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya Nya, walaupun orang kafir tidak menyukai. Itulah cahaya yang sering-sering saya sebutkan dimiliki orang beriman yang menghadapi cobaan sebagai pertanda kesempurnaan Allah terwakili oleh hamba itu tadi.

Apa surga dan neraka itu satu gang? Tidak !!! Dia berpisah dengan jelas tidak didalam satu jalan. Coba perhatikan Al Quran bagaimana Allah bercerita panjang lebar membongkar rahasia hati orang-orang munafiq itu sampai-sampai Allah menegur nabi yang masih berharap-harap dengan orang-orang munafiq ketika perintah jihad sudah dikeluarkan menghadapi perang Badar. Kaum munafik berdalih karena ini itu. Orang munafiq itu takut kalau-kalau jihad itu akan memperburuk keberadaannya dan hartanya. ”Biar kan mereka duduk disitu tak usah diajak jihad”, kata Allah. ”Sudah Ku cap mereka itu. Perangi mereka agar jangan ada fitnah. Sembahyang mereka tidak lain hanyalah siulan dan bertepuk tangan”. Lihat panjang lebar hal itu di surat Al Anfaal.

Orang yang tidak berani membela dan malah mengusir kalian itu dari kantornya karena dia khawatir terjadi konflik kepentingan terhadap dirinya dan oragnisasinya adalah orang bersiul dan bertepuk tangan sholatnya. Apa lagi orang kalian bongkar kemunafikannya itu, dia adalah orang zalim. Organisasi atas nama Islam yang mereka dirikan itu seperti orang munafiq yang bangun masjid di Madinah (Mesjid Dihrar, Red) yaitu membangun masjid untuk meneguhkan kedudukan mereka bukan sebagai tempat sujud orang-orang yang mengikhlaskan harta dan nyawanya atas semata-mata taqwa kepada Yang Maha Sempurna KekuasaanNya.

Baca juga surat At Taubah ayat 16 sd 20, intinya Allah ingin mengetahui mana yang benar-benar berjuang dan tidak; yang tidak takut selain hanya pada Allah dan memilih Allah, rasul dan orang beriman sebagai teman setia nya. “Apakah kamu menganggap memberi minum orang-orang mengerjakan haji dan mengurus masjidil haram, sama dengan orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir serta berjihad di jalan Allah?” Mereka itu tidak sama di sisi Allah.. Mereka itu pura-pura berjihad di jalan Allah supaya tidak diserang. Yang berjihad itu jelas dan nampak dimata Allah. Surah 9. 24, “Katakanlah, jika bapak-bapakmu, istri-istrimu, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu peroleh, perniagaan yang kamu khawatir merugi dan tempat tinggal yang dicintai, lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul dan dari Orang-orang berjihad dijalan Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan Nya”. Saya sudah melihat bahwa Saleum itu koran syiar.. Bukan koran gosip. Kita lihat saja keputusan-Nya nanti apa terhadap orang-orang yang menghalang-halangi syiar dan dakwah kalian.

Manusia ini beribadah sesuai yang disenanginya, tapi bukan beribadah yang sesuai dengan yang disenangi Allah. Itulah namanya menuhankan tuhan dengan hawa nafsunya. Manusia mencari dalih pembenaran agar ibadahnya dilaksanakannya sesuai yang disenanginya saja. Ibadah seperti jihad dengan nyawa, harta, kedudukan dan keluarga didalilkannya menjadi tidak penting. Dan Allah akan membiarkan mereka sesat dengan ilmunya itu. Sudah tepat yang Saleum lakukan selama ini, yaitu berkata lugas, tegas dan tanpa tedeng aling-aling. Karena hati orang yang berdosa itu memiliki ketakutan dan bertindak menutupi ketakutannya dari pada bertindak mencari kebenaran atau perbaikan. Makanya kalau sudah berjihad di jalan Allah, maka Allah pasti akan turunkan cobaan Nya untuk melihat siapa yang sebenar-benarnya yang berjihad itu. Nah yang menjadi pertanyaannya apakah bisa nanti Saleum tetap menjadi koran jihad?

Dalam Islam memberitakan, menyampaikan dan menjelaskan yang haq kepada masyarakat mendapatkan pahala jihad yang besar. Karena siapa yang sudah dapat kabar berarti dia sudah mendapatkan pertanggung jawaban atas otak nya. Jihad itu adalah Syiar. Syiar itulah yang membesarkan Allah dan dengan itu juga diketahuilah siapa-siapa yang besama Nya dan tidak. Walau cuman selembar buletin jumat dibagikan kita sudah di kategorikan jihad bersama nabi.

Begitu juga sebaliknya siapa-siapa yang melemahkan atau menghalangi syiar berarti dikategorikan menghalang-halangi kebenaran atau jalan menuju Allah. Maka menerbitkan koran itu seperti meletakkan kaki satu di surga dan satu di neraka. Walau perbedaannya jelas tapi tergelincirnya gampang. Seperti bertauhid dan syirik.

Coba lihat surat Al Anfaal dan lain-lain. Allah berfirman dengan panjang lebar untuk mempersiapkan barisan yang teguh kepada Nabi dan orang-orang mukmin dalam perang Badar. Setelah pasukan saling berhadapan dan bertempur maka siapa yang lari meninggalkan musuh langsung di cap kafir dan sama kedudukannya dengan orang yang sebelumnya tak mau pergi perang. Jadi setelah menetapkan jihad tapi lari atau surut hukumnya itu sama saja. Kalau sudah menetapkan jalan jihad haram hukumnya mundur. Karena Allah sangat tersinggung karena kita tidak mempercayai Nya. Sehingga Allah berfirman ”Apa kamu mengira kamu itu dibiarkan saja oleh Aku?”

Azan dan melapangkan orang sholat itu jihad, sholat itu sendiri ibadah. Walau Banyaknya sholat yang dilakukan sesorang tidak dapat dipastikan bahwa dia akan masuk surga, tapi orang berjihad di pastikan Allah masuk surga. Tidak pernah Allah mengatakan celakalah orang yang berjihad karena bodoh atau kalah. Karena yang dilihat Allah hati nya bukan hasilnya. Tapi celakalah orang yang sholat karena yang dilihat Allah hasil dari sholat itu tak ada memberi manfaat. Sholat itu kebutuhan manusia, jihad itu terciptanya Cahaya kesempurnaan Allah. Memilih Allah, Rasul dan orang-orang beriman sebagai teman setianya adalah untuk orang berjihad. Orang sholat tapi takut memilih Abu Bakar Ba'asyir sebagai teman setianya berarti dia tidak jihad dan sholat nya entah untuk apa. Jadi muslimin yang enggan bersedekah ke Saleum karena kalian memasang tokoh-tokoh Islam yang sangat keras terhadap yang kafir, maka ibadah mereka itu sama seperti orang cina sembahyang dan orang sembah pohon besar. Ibadah yang karena mengharap rejeki ataupun jangan kena bencana. Apa mereka fikir Allah itu macam jin Aladin, di gosok-gosok dan diberi sesajen baru keluar dan memenuhi perintah-perintah mereka” Subhanallah.

Kita semua harus beriktikaf. Tidak perlu terlalu lama, cukuplah sehari penuh atau seminggu. Cobalah kita mencari hikmah akan kehendak Allah dari semua yang terbentang dihadapan kita. Janganlah kita beranggapan keinginan yang kita usahakan kelak menjadi persembahan jihad terbaik pada Allah. Cobalah beriktikaf mencari apa yang menjadi keinginan Allah dahulu lantas barulah kita bertawakkal dan berihad kita untuk mencapainya. Keinginan Allah tidaklah menganiaya dan buruk pada kita, tapi pilihan terbaik. Janganlah apa yang kita rasakan kegagalan saat ini adalah keburukan ataupun yang keberhasilan yang kita perjuangkan adalah kebaikan.

Allah Maha Pemelihara dan Maha Pelindung bagi orang-orang beriman. Kalaulah yang diperjuangkan ini baik bagi kita dan menjadi rahmat sekalian alam, maka tidaklah Allah menghalangi sedikitpun. Ada hal-hal yang tidak kita mengerti dan ada ukuran-ukuran diri yang tidak pantas yang dapat membawa kemudaratan yang perlu kita perbaiki. Rendahkanlah diri dalam memandang dan berjalan.

Kita selalu berusaha mencari sekutu-sekutu yang kuat, sekutu-sekutu yang kita yakini akan mempermudah jalan. Lantas diperjuangan itu kita cap bahwa Allah bersama kita. Allah tidaklah beserta sama siapapun kecuali kepada orang-orang yang bertawakkal pada-Nya. Lihatlah teguran-teguran Allah kepada Nabi-Nabi atas keputusan dan kebijaksanaannya yang mendahului Allah karena nafsu dan pandangannya.

Terkadang apa yang menjadi hasrat dikepala kita seperti orang-orang haus di padang pasir, pandangan kita (terhadap harapan, cita-cita, perencanaan masa depan) ternyata adalah fatamorgana (bayangan palsu). Sementara kalau Allah berkehendak maka air (rezeki yang kita cari-cari) itu memancar ditelapak kaki kita.